Selasa, 30 April 2013

PERDUKUNAN VS GLOBALISASI

Membicarakan perdukunan dengan globalisasi adalah membicarakan dua sisi zaman yang sangat jauh berbeda. Dukun dengan tradisionalnya dan globalisasi dengan modernnya. Dengan modernnya teknologi pada masa kini membuat kita harus mengerti serta memahami era globalisasi. Namun masih ada yang masih percaya dengan hal hal mistis zaman dahulu yaitu perdukunan. sebelum membicarakan lebih jauh mari kit mengenal pengertian tentang perdukunan dan globalisasi.

Pengertian tentang perdukunan. Perdukunan itu berasal dari kata dukun, dukun itu yang merupakan orang yg mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb). Namun kalo kita mengartikan perdukunan adalah bisa disebut juga cenayang, paranormal, pawang, tabib , dsb. Jadi sebenarnya dukun itu awalnmya digunakan untuk mengobati orang sakit, namun seiring perkembangannya dukun juga bisa mengobati orang yang sakit hati ditinggal kekasihnya serta juga bisa mengobati orang yang sakit karena dendam.Atau bisa juga mengobati orang yang sakit kurang terkenal. Bahkan dukun sekarang pun juga bisa mengobati orang yang mempunyai sakit kurang harta. entah bagaimana perdukunan bisa mengobati segalanya itu, namun perdukunan sangat erat kaitannya dengan hal hal mistis maupun yang gaib. Karena perdukunan tersebut sudah ada dari zaman dahulu kala dimana manusia masih berkepercayaan animisme maupun dinamisme. Bahkan praktek perdukunan ini sudah masuk dalam kebudayaan tradisional yang ada di Indonesia.

Selanjutnya adalah pengertian tentang globalisasi menurut Achmad Suparman. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Jadi kesimpulannya adalah globalisasi merupakan era atau zaman tanpa batas. Globalisasi sangat berkaitan dengan teknologi zaman sekarang yang modern dan super canggih. Bayangkan anda saja bisa tatap muka dengan orang yang berjarak beribu-ribu mil hanya dengan internet. Globalisasi juga tidak jauh dengan dunia maya. Kadang dunia maya juga bisa menyaingi dukun. Dengan social media yang ada sekarang di dunia maya orang bisa mengobati sakit hatinya dengan mencari jodohnya di social media. Selain itu orang bisa mengibati sakit kurang terkenalnya dengan mengekspose tindakan tindakannya yang mungkin bisa terkenal di jaringan internet melalui situs salah satunya "Youtube". Bahkan orang bisa mengobatinya sakit kurang hartanya dengan membuka usaha di situs situs internet. Sungguh mencengangkan bukan? itulah globalisasi, bisa mendekatkan sesuatu yang jauh dan mempermudah segala urusan, sama halnya dengan dukun.

Perdukunan dan globalisasi ini mempunyai sisi positif dan negatifnya. Namun ada kalanya kita tidak boleh langsung menghakimi diantara dua sisi ini salah atau benar. Semua itu tidak sempurna selalu ada sisi positif serta negatifnya. Yang paling baik adalah kita harus memahami 2 sisi ini, agar tidak ada kesalahpahaman. Namun kita tidak boleh mengeduakan Tuhan Yang Maha Esa. Karena kita tahu percaya akan dukun itu adalah hal yang musyrik dan tidak sangat disukai oleh Allah SWT . Sedangkan dengan mendahulukan kepentingan dunia, terutama dunia maya dari globalisasi merupakan suatu tindakan melupakan tanggung jawab kita sebagai mana umat yang beragama. Intinya adalah kita harus memahami dia sisi ini antara perdukunan dan globalisasi namun tidak untuk mempercayainya atau menggiliainya. Selain itu sebagai generasi yang pintar dan cerdas bijaklah dalam menyikapinya, karena dua sisi ini belum tentu benar. Jadi jangan lah putus asa mencari kebenaran. Jadilah bangsa yang cerdas agar negeri ini menjadi bangsa yang maju.

1 komentar: